KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim,
Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarakatuh,
Segala puji dan syukur
kami penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang mana telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kanker Lambung” sebagai kegiatan
dan salah satu tugas serta bahan pembelajaran pada bidang Keperawatan Medikal
Bedah I (KMB I).
Dalam penyusunan makalah
ini kami menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami sebagai penulis
dan penyusun, baik kekurangan dalam isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran-saran yang sangat membangun dari
pembaca.
Pada kesempatan ini pula
kami sebagai penulis dan penyusun menyampaikan terima kasih kepada dosen
pengajar yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah serta teman-teman
sekalian yang telah membantu kelancaran penulisan.
Wassalamualaikum warrahmatullahi
wabarakatuh,
Palembang,
22 Oktober 2008
Tim
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian.............................................................................................. ........ 3
B. Etiologi ........................................................................................................... 3
C. Patofisiologi.................................................................................................... 3
D. Faktor-Faktor Resiko...................................................................................... 4
E. Intervensi Keperawatan.................................................................................. 4
F. Evaluasi Diagnostik......................................................................................... 4
G. Penatalaksanaan Medis Umum....................................................................... 5
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN EMPIEMA
- Pengkajian...................................................................................................... 6
- Diagnosa Keperawatan.................................................................................. 7
- Intervensi....................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 12
BAB I
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Kanker lambung adalah
sejenis kanker saluran cerna dengan insidensi paling tinggi. akhir tahun 1997
telah dibuktikan bahwa Helicobacter pylori juga memegang peranan kausal pada
semua tumor ini. banyak pengidap kanker lambung semula melalui gastritis kronis
dan atrofia sel diduga berangsur-angsur menyebabkan berkembangnya tumor ganas. pembedahan dan radiasi kini tidak diperlukan lagi karena kuman dapat
dibasmi dengan antibiotika. (Tjay, Tan Joan : 2002)
Kanker lambung adalah
adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa ireguler dengan
penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding
lambung. (Harnawatiah : 2008)
B. ETIOLOGI
Penyebab dari kanker
lambung masih belum diketahui, akan tetapi, sejumlah faktor dihubungkan dengan
penyakit tersebut juga dipercaya bahwa faktor eksogen dalam lingkungan seperti
bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam
karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak lama dengan makanan. Ada
yang timbul sebagai hubungan dengan konsumsi gram yang meningkat. Ingesti
nitrat dan nitrit dalam diet tinggi protein telah memberikan perkembangan dalam
teori bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine dan nitrosamide dapat
dibentuk oleh gerak pencernaan.
C. PATOFISIOLOGI
Beberapa faktor dipercaya
menjadi precursor kanker yang mungkin, yaitu polip, anemia pernisiosa,
prostgastrektomi, gastritis artofi kronis dan ulkus lambung tidak mempengaruhi
individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan
dengan ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal.
Tumor mungkin
menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di antrum.
Infiltrsi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong tidak dapat
meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal ini
tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk
membedakan dari polip benigna dengan X-ray.
Kanker lambung mungkin
timbul dari penyebaran tumor superficial yang hanya melibatkan permukaan mukosa
dan menimbulkan keadaan granuler walaupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari
karsinoma ditemukan 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur lokal
seperti bagian bawah dari esofagus, pankreas, kolon transversum dan peritonium.
Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.
D. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Masalah lingkungan dan
nutrisi dapat mempengaruhi perkembangan dari kanker lambung. Makan makanan
tinggi nitrat dan nitrit makanan yang telah diasinkan, tidak adanya makanan
segar dan jumlah vit. C, A dan E yang kurang dalam diet, tampaknya meningkatkan
insiden tumor lambung. Perokok dan pengguna alkohol berhubungan dengan
perkembangan dari penyakit ini. Pekerja dalam industri tertentu juga mengalami
kejadian kanker lambung yang tinggi. Pekerjaan ini meliputi pabrik nikel, penambangan
batu bara, pengolahan tambaga dan karet, asbestos. Status ekonomi yang rendah
merupakan faktor resiko yang nyata dan mungkin dapat menjelaskan pengaruh
pekerjaan dan makanan. Ras dan usia juga merupakan faktor resiko.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kesembuhan empiema adalah
proses yang panjang. Perawat menolong pasien untuk mengatasi kondisi dan
menginstruksikan latihan bernapas (pernapasan dengan bibir dirapatkan dan
difragmatik), yang membantu untuk memulihkan fungsi pernapasan normal. Perawat
juga memberikan asuhan spesifik terhadap metode drainase cairan pleura seperti
aspirasi jarum, drainase dada tertutup, atau seksi iga dan drainase.
F. EVALUASI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik biasanya
tidak membantu, kebanyakan tumor lambung tidak dapat diraba, asites mungkin
muncul bila terdapat metastasis pada hepar. Endoskopi untuk biopsi dan
pencucian sitologis adalah pemeriksaan diagnostik umum. Pemeriksaan sinar-x
terhadap saluran GI atas dengan barium juga dilakukan. Karena metastase sering
terjadi sebelum tanda peringatan ada, pemindai tomografi komputer, pemindai
tulang, dan peminda hepar dilakukan dalam menentukan luasnya metastasis. Tidak
dapat makan (dispepsia) lebih dari 4 minggu pada individu berusia lebih dari 40
tahun memerlukan pemeriksaan sinar-x lengkap terhadap saluran GI.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS UMUM
n Kemoterapi
n Terapi radiasi
n Pembedahan:
a. Esofagogastrektomi subtotal-untuk tumor yang dapat
dioperasi pada lambung proksimal bagian bawah dari esofagus dianastomosiskan ke
duodenum atau jejenum. Pasien sering dipasang selang dada menyertai prosedur
ini karena rongga dada dimasuki.
b. Gastrektomi total-untuk lesi di bagian bawah
tengah lambung. Seluruh lambung diangkat, dan esofagus dianastomosiskan ke
jejenum.
c. Gastrektomi subtotal-untuk lesi di antrum lambung
bila pasien lansia atau cacat. Ini adalah operasi Billroth I di mana duodenum,
lambung distal, pilorus, dan vaskuler dan struktur penyokong diangkat, dan
bagian lambung yang tersisa dijahit ke sisa duodenum.
d. Gastrektomi subtotal- operasi Billroth II, di mana
prosedur lebih radikal daripada operasi Billroth I. Operasi meliputi
pengangkatan antrum, pilorus, duodenum atas, struktur vaskuler penyokong, dan
semua limfatik di sekitarnya. Sisa lambung dijahit dalam bentuk side-to-side ke
jejenum. Puntung duodenum dijahit tutup.
Komplikasi mayor dihubungkan dengan prosedur pembedahan gastrik adalah
esofagitis (disebabkan oleh refluks aspirasi), kebocoran anastomotik,
defisiensi vitamin B12, penurunan berat badan, dan pneumonia.
Komplikasi tambahan berkenaan dengan gastrektomi subtotal adalah sindrom
dumping dan steatorea. (Lorenz, 1991)
BAB II
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER LAMBUNG
A.
PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam
proses keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10).
1.Riwayat
atau adanya faktor resiko
·
Aklorhidria
atau anemia pernisiosa
·
Riwayat ulkus
gastrik
2.Pemeriksaan
fisik berdasarkan survei umum (Apendiks F) dapat menunjukkan:
·
Keluhan awal
dari perasaan tak enak karena rasa penuh dan ketidaknyamanan setelah makan.
Pasien sering menginterpretasikan gejala ini sebagai “kacau lambung” dan
menggunakan obat dan antasida, yang memberi penghilangan sementara.
Bila tumor membesar, pasien mengalami:
·
Penurunan
berat badan yang disebabkan oleh anoreksia, mual dan muntah.
·
Kelelahan dan
kelemahan akibat anemia defisiensi nutrisi.
·
Disfagia bila
tumor terletak di lambung proksimal.
·
Nyeri
epigastrik yang disebabkan oleh distensi gastrik karena pembesaran tumor.
·
Massa
epigastrik yang dapat teraba.
3.Pemeriksaan
Diagnostik
·
Seri GI atas
menunjukkan massa padat
·
Acan CT
abdomen menunjukkan massa padat
·
Pemeriksaan
endoskopi memberi visualisasi langsung terhadap lesi dan memungkinkan
pengambilan spesimen untuk biopsi dan pemeriksaan sitologi
·
JDL
menunjukkan anemia.
4.Kaji
perasaan dan masalah pasien dan orang terdekat tentang penyakit.
5.Kaji
pemahaman pasien dan orang terdekat tentang penyakit, pemeriksaan diagnostik,
dan tindakan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada semua data pengkajian, diagnosa
keperawatan utama pasien dapat mencakup yang berikut ini :
1.
Nyeri
berhubungan dengan adanya sel epitel abnormal
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan syok
atau hemoragi.
3.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
4.
Ansietas
berhubungan dengan penyakit dan pengobatan yang
diantisipasi.
5.
Berduka diantisipasi
dengan diagnosis kanker.
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. D.P 1 : Nyeri berhubungan dengan adanya sel epitel
abnormal
Data Penunjang
|
Tujuan
|
Subyektif :
Menyatakan nyeri
Objektif :
Merintih dan meringis.
|
Tidak mengalami atau mengurangi nyeri yang ada.
Kriteria :
Melaporkan nyeri berkurang, tak ada merintih,
ekspresi wajah relaks.
|
INTERVENSI
- Anjurkan periode
istirahat.
- Tenangkan pasien
bahwa anda mengetahui nyeri yang dirasakan adalah nyata dan bahwa anda
akan membantu pasien mengurangi nyeri tersebut.
- Ajarkan pasien
strategi baru untuk meredakan nyeri.
- Melakukan
tindakan kolaboratif untuk mengubah penatalaksanaan nyeri jika diperlukan.
- Berikan
analgesik untuk meningkatkan peredaran nyeri optimal dalam batas resep
dokter.
2. D.P 2 : Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan syok atau hemoragi.
Data Penunjang
|
Tujuan
|
Subyektif :
Haus
Objektif :
Penurunan tekanan darah, penurunan
tekanan nadi, penurunan turgor kulit, penurunan keluaran urine, kulit membran
mukosa mengering, hematokrit meningkat, suhu tubuh meningkat, frekuensi nadi
meningkat.
|
Tidak mengalami kekurangan volume cairan.
Kriteria :
Tidak mengalami hemoragi, tanda vital dalam
batas normal, memberi tahu perawat tentang adanya tanda perdarahan, dan
memberi tahu perawat tentang adanya pusing, peningkatan frekuensi jantung,
kekacauan mental, kelelahan yang berlebihan, dan kulit lembab.
|
INTERVENSI
- Pantau terhadap
tanda-tanda hemoragi.
- Observasi
aspirasi lambung terhadap bukti adanya darah.
- Berikan produk
darah sesuai program.
- Kaji klien
terhadap tanda-tanda syok.
- Evaluasi
drainase dari balutan dan penampung drainase
- Evaluasi TD,
nadi, dan frekuensi pernapasan.
3. D.P 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
Data Penunjang
|
Tujuan
|
Subyektif :
Keluhan kelelahan menetap
Objektif :
|
Mendapatkan dan mempertahankan status nutrisi
yang optimal.
Kriteria :
Penurunan berat badan tidak berlanjut,
pemeriksaan kimia serum dalam rentang normal, keluhan kelelahan berkurang.
|
INTERVENSI
- Pantau :
· Jumlah makanan yang dikonsumsi dalam setiap makan.
· Timbang berat badans setiap dua hari atau setiap
minggu.
· Hasil pemeriksaan kimia darah.
- Berikan diet
sering tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral.
- Jamin lingkungan
yang nyaman dan bebas bau saat makan.
- Berikan
antiemetik yang diberikan sedikitnya 30 menit sebelum makan bila mual.
- Berikan
sedikitnya 250 mL cairan setiap hari
4. D. P 4 : Ansietas berhubungan dengan penyakit dan
pengobatan yang diantisipasi.
Data Penunjang
|
Tujuan
|
Subyektif :
Insomnia, takut, berkemih tidak
lampias, khawatir, marah, dan mengekspresikan keluhan karena perubahan
kejadian kehidupan.
Objektif :
Gelisah, kesulitan untuk
berkonsentrasi, mudah lupa, peningkatan berkeringat, ketegangan wajah, muka
merah, dilatasi pupil, excitation kardiovaskular.
|
Menurunkan ansietas.
Kriteria :
Pasien dapat mengekspresikan rasa takut,
masalah, dan kemungkinan rasa marah akibat diagnosis dan prognosis dan
memfasilitasi. Tampak rileks dan mende-monstrasikan penggunaan mekanis- me
koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan.
|
INTERVENSI
- Dorong psien
untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
- Berikan
lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan
atau menolak untuk bicara.
- Pertahankan
kontak sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat.
- Sadari efek-efek
isolasi pada pasien bila diperlukan untuk imunosupresi dan impian radiasi.
- Bantu
pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi koping unuk menghadapi rasa takut ini.
- Berikan
informasi akurat, konsisten mengenai prognosis.
- Izinkan ekspresi
marah tanpa konfrontasi dan diekpresikan secara tepat.
- Tingkatkan rasa
tenang dan lingkungan tenang.
5. D.P 5 : Antisipasi berduka berhubungan dengan
penerimaan kemungkinan kematian pasien, perubahan fungsi tubuh.
Data Penunjang
|
Tujuan
|
Subyektif :
Objektif :
|
Dapat melewati proses berduka dengan baik.
Kriteria :
Mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan
dengan tepat, melanjutkan aktivitas kehidupan normal, dan mengungkapkan
pemahaman tentang proses mejelang ajal dan perasaan didukung dalam melalui
berduka.
|
INTERVENSI
- Dorong
mengungkapkan ketakutan, kekhawatiran, pertanyaan mengenai penyakit,
pengobatan, dan implikasinya dimasa mendatang.
- Berikan dorongan
partisipasi aktif dari pasien dan keluarga dalam keputusan perawatan dan
pengobatan.
- Sisihkanw aktu
untuk periode menangis dan mengekspresikan kesedihan.
- Identifikasi
aspek positif dari situasi.
- Sadari perasaan
sendiri tentang kanker, ancaman kematian. Terima metode apapun yang
dipilih pasien/orang terdekat untuk saling membantu selama proses.
- Rujuk pada
konselor yang tepat sesuai kebutuhan.
- Rujuk pada
program komunitas, bila perlu.
DAFTAR PUSTAKA
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan.
EGC : Jakarta.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan
Kerperawatan Medikal Bedah Vol.1.Jakarta : EGC
Harnawataj. Kanker Lambung.
Available from : http://harnawatiaj.wordpress.com.
Akses pada 03 September 2008
Mansjoer, Arief, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3, Cet. 1. Jakarta
: Media Aesculapius
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan
Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3.
EGC : Jakarta.
Tjay, tan Joan dan Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat
Penting, Khasiat, Penggunaan, dan
Efek Sampingnya. Jakarta : Elex Media Komputindo
Xipemia. Makalah Kesehatan Tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Keganasan Lambung.Available from
: http://xipemia.wordpress.com.
Akses pada 22 September 2008