Pages

Rabu, 22 Mei 2013

Askep Miopia



Definisi
Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibias membentuk bayangan di depan retina. 3 Seorang penderita miopia akan mengalami kesulitan melihat benda yang letaknya jauh, namun dapat dengan jelas melihat benda yang letaknya dekat dengan kata lain seorang penderita miopia yang tidak bisa melihat benda di kejauhan akan melihat benda tersebut dengan lebih jelas setelah mendekatinya. Miopia pada umumnya dimulai pada usia kanak-kanak dan memburuk secara progresif sampai dewasa pada usia sekitar 18 sampai 21 tahun. 4 Insiden miopia pada masyarakat mencapai 20% sampai 30% dari seluruh populasi masyarakat.5 Sumber lain menyatakan miopia adalah masalah gangguan penglihatan yang paling umum di dunia. Sekitar seperempat dari penduduk dewasa di Amerika Serikat adalah penderita miopia. Di Jepang, Singapura, dan Taiwan sepertiga sampai separo populasi dewasanya adalahpenderita miopia. 6
Etiologi
Padamiopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat.3 Miopia yang disebabkan oleh daya pembiasan yang terlalu kuat penyebabnya mungkin terletak pada kornea (kornea yang terlalu melengkung misalnya pada: keratokonus, keratoglobus, keratektasi) sedangkan pada lensa misalnya pada lensa yang terlalu cembung pada katarak imatur, dislokasi lensa. Atau pada cairan mata sendiri seperti pada diabetes melitus. 8
Klasifikasi
Dikenal beberapa bentuk miopia sebagai berikut:1
a.Miopia Refraktif
Bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat.
b.Miopia Aksial
Miopia akibat panjangnya sumbu bola mata dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal
Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk: :1
a.Miopia Stasioner, miopia yang menetap setelah dewasa
b.Miopia Progresif, miopia yang bertambah terus pada usia akibat bertambah panjangnyabola mata
c.Miopia Maligna, miopia yang berjalan progresif yang dapat mengakibatkan ablasio retina dan kebutaan atau sama dengan Miopia pernisiosa/ Miopia degeneratif. Miopia degeneratif atau miopia maligna biasanya bila miopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi korioretina.
Berdasarkan besar kelainan refraksi, dibagi: 3
a.Miopia ringan : S -0.25 s/d S-3.00
b.Miopia sedang : S -3.25 s/d S -6.00
c.Miopia berat : S -6.25 atau lebih
Berdasarkan perjalanan klinis, dibagi: 3
1.Miopia simpleks : dimulai pada usia 7 – 9 tahun dan akan bertambah sampai anak berhenti tumbuh usia +/- 20 tahun
2.Miopia progresif : miopia bertambah secara cepat (+/-4.0 D / tahun)
dan sering disertai perubahan vitreo-retinal
Patofisiologi
  1. Miopia aksial karena sumbu aksial mata lebih panjang dari normal
  2. Miopia kurvatura karena kurvatura atau lensa kornea lebih kuat dari normal
  3. Miopia indeks karena indeks bias mata lebih tinggi dari normal
Penderita miopia memiliki kelainan refraksi. Hal ini berarti sinar yang datang menuju mata dibiaskan dengan tidak tepat sehingga menghasilkan bayangan yang tidak tepat pula. Penderita yang memiliki bola mata yang terlalu panjang atau kornea nyang terlalu melengkung menyebabkan sinar yang masuk ke mata dibiaskan tidak tepat pada retina (di depan retina) sehingga menyebabkan penglihatan penderita menjadi kabur. Miopia diturunkan dalam keluarga dan sudah tampak pada masa kanak-kanak. Kadang-kadang keadaan miopia pada penderita dapat menetap (stasioner) namun bisa juga memburuk seiring bertambahnya usia penderita.5
Gejala Klinis
a. Gejala Subyektif
§Seorang penderita myopia akan mengeluh penglihatan jauh kabur, sedangkan untuk melihat dekat tetap jelas.
§Kadang-kadang dalam lapangan pandangannya, penderita melihat titik-titik, benang-benang, nyamuk-nyamuk yang disebabkan oleh jaringan retina perifer yang mengalami proses degenerasi dan terlepas ke dalam corpus vitreus.
§Padamiopia tinggi (miopia di atas 6 D), karena punctum remotum terletak lebih dekat dari 16-17 cm dari mata, maka titik terjauh yang masih jelas terlihat olehnya ialah 16-17 cm. Ia harus berkonvergensi lebih banyak dari biasa, sehingga akan menimbulkan astenopia oleh konvergansi yang berlebih (asthenovergens). 8
b. Gejala Obyektif
§Bilik mata depan dalam karena hipotrofi corpus siliaris akibat tidak dipakainya otot-otot akomodasi.
§Pupil lebar (midriasis) akibat tidak/ kurangnya akomodasi.
§Pada miopia aksial kadang-kadang telihat kekeruhan badan kaca berupa vitreus floaters.
§Pada miopia aksial dapat terlihat perubahan-perubahan pada fundus okuli, misalnya trigoid fundus dan miotpic crescent yaitu gambaran bulan sabit yang terlihat pada polus posterior fundus miopia, yang terdapat pada daerah papil saraf optik akibat tertutupnya sklera oleh koroid. 8, 1
Pemeriksaan
Refraksi Subyektif
Metoda ”Trial and Error”
a. Alat
§Kartu Snellen
§Bingkai Percobaan
§Sebuah set lensa3,9,1
b. Teknik
§Penderita duduk menghadap kartu Snellen pada jarak6 meter
§Pada mata dipasang bingkai percobaan
§Satu mata ditutup dengan okluder
§Penderita disuruh membaca kartu Snellen mulai dari huruf terbesar (teratas) dan diteruskan sampai pada huruf terkecil yang masih bisa dibaca.
§Lensa negatif terkecil dipasang pada tempatnya dan bila tajam penglihatan menjadi lebih baik ditambah kekuatannya perlahan-lahan hingga dapat membaca huruf pada baris terbawah sampai terbaca baris 6/6.
§Mata yang lain dikerjakan dengan cara yang sama.9,1
c. Nilai
Bila dengan S -1.50 tajam penglihatan 6/6, kemudian dengan S -1.75 penglihatan 6/6, sedang dengan S -2.00 penglihatan 6/7.5 maka pada keadaan ini derajat miopia mata yang diperiksa adalah -1.50 dan kacamata dengan ukuran ini diberikan pada penderita. Pada penderita miopia selamanya diberikan lensa sferis minus terkecil yang memberikan tajam penglihatan terbaik. 9,1
2.2.6.2 Refraksi obyektif
a.Retinoskopi : dengan lensa kerja / + 2.00, pemeriksa mengamati refleksi fundus yang bergerak berlawanan dengan arah gerakan retinoskopi (against movement) kemudian dikoreksi dengan lensa sferis negatif sampai tercapai netralisasi
b.Autorefraktometer (komputer) 3
2.2.7 Penatalaksanaan
a. Kacamata
Koreksi dengan lensa sferis negatif terlemah yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik3
b. Lensa kontak
Untuk : anisometropia
miopia tinggi3
c.Bedah refraktif
§Bedah refraktif kornea : tindakan untuk mengubah kurvatura permukaan anterior kornea (Excimer laser, operasi Lasik)
§Bedah refraktif lensa : tindakan akstraksi lensa jernih, biasanya diikuti dengan implamantasi lensa intraokuler 3
2.2.8 Komplikasi
1.Ablasio retina terutama pada miopia tinggi
2.Strabismus
§Esotropia bila miopia cukup tinggi bilateral
§Exotropia pada miopia dengan anisometropia
3.Ambliopia terutama pada miopia dan anisometropia3

Prognosis
Kacamata dan lensa kontak (tidak selalu) dapat memperbaiki visus sampai 6/6. Bedahrefraktif dapat memberikan perbaikan permanen. Sedangkan faktor genetic yang menyebabkan/ mempengaruhi perubahan dan memperparah perjalanan miopia tidak dapat diubah. Beberapa faktor lingkungan masih dapat diubah, hal tersebut antara lain: mengurangi pekerjaan yang memerlukan penglihatan dekat misalnya: membaca dan bekerja dalam ruangan dengan penerangan yang baik, menyempatkan istirahat di sela waktu bekerja di depan komputer atau di depan mikroskop dalam waktu yang lama, perkaya nutrisi. 11