Pages

Rabu, 27 Maret 2013

TIDUR DI LANTAI BIKIN PARU-PARU BASAH




Dokter Waldi yang terhormat,
Saya mempunyai putri usia 2,5 tahun dengan berat 13 kg. Anak saya ini kalau tidur lasak sekali, dan pernah jatuh dari ranjang. Khawatir nanti keseringan jatuh, maka saya memutuskan untuk tidak menggunakan tempat tidur lagi.

Dok, apakah benar kalau tidur di lantai marmer dengan kasur busa dapat menyebabkan penyakit paru-paru basah? Satu lagi, anak saya belakangan ini sering tidur nungging, apa ini pertanda ia cacingan? Terima kasih.
Ny. Lilyana - Balikpapan

Ibu Lilyana di 76121,
Lantai marmer? Tentu cantik sekali rumah Ibu. Lantai marmer biasanya teraba lebih dingin daripada jenis lantai lainnya. Tidur di lantai marmer tentu terasa dingin, kalau tanpa alas apa-apa. Tetapi, dengan beralaskan kasur busa tentunya tak ada perbedaan dingin yang terjadi dengan tempat tidur biasa.

Tidur di dekat permukaan lantai (apalagi langsung di lantai) tidak dianjurkan, sebab umumnya lantai tidak sebersih tempat tidur. Hal lain yang juga perlu perhatian adalah ruang-ruang di sekitar kamar tidur itu. Udara di lapisan bawah sesungguhnya tidak sesehat udara di sebelah atas; banyak gas-gas yang tidak sehat berkumpul dan bergerak di sebelah bawah. Salah satu gas yang dibuat lebih berat daripada udara dan selalu mengalir di lapisan bawah adalah gas LPG yang lazim dipakai untuk memasak. Demikian pula semua gas buang (dari kompor, kendaraan, tanaman).

Kalau saja dapur terletak di sebelah kamar Ibu dan mempunyai ketinggian lantai yang sama atau bahkan lebih tinggi dari kamar Ibu, maka ini bisa mengundang bahaya. Gas beracun yang bocor dari tangki di dapur bisa mengalir di permukaan lantai dan masuk ke ruang lainnya, termasuk kamar tidur.

Hal lain yang tak kalah seriusnya adalah hilir-mudiknya serangga di dalam kamar. Semut dan kecoak adalah serangga yang sering dijumpai di lantai rumah kita, bangsa cicak pun lazim simpang siur. Tentu kita tidak senang bila mereka merayapi anak kita yang sedang terlelap di lantai.

Paru-paru basah adalah istilah lama yang rupanya masih dipakai hingga sekarang. Mungkin tak tepat lagi dipakai, sebab pada hakikatnya, paru-paru kita tentu selalu basah selagi kita masih hidup, tidak kering seperti goreng paru. Pengertian basah di sini adalah keadaan atau penyakit yang menimbulkan pengumpulan cairan di ruangan antara paru dan dinding dada.

Di rumah sakit, cairan tersebut biasanya disedot atau dialirkan keluar dari tempatnya melalui sebuah selang dan botol penampung. Pengunjung yang melihatnya tentu mengira cairan yang keluar tersebut berasal dari paru-parunya yang banjir. Paru-parunya banjir, eh basah.

Tidur di lantai tidak harus menyebabkan paru-paru basah. Tetapi, udara yang tidak bersih dan penuh kuman tentu dapat mengotori paru. Jadi, tidak harus tidur di lantai untuk membuat paru kita sakit, bahkan tidur di tempat tidur biasa pun membawa risiko bila udara ruangan kotor. Soal menungging, tidak perlu dikaitkan dengan cacingan, itu hanya pilihan kenikmatan posisi saja. Ada anak yang lebih senang tidur tengkurap, yang lain miring, yang satunya terlentang.
***